Selasa, 20 April 2010

museum dirgantara mandala

BAB I

PENDAHULUAN

Lokasi Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala brada di kawasan Pangkalan Udara TNI-AU Adisutjipto, kurang lebih 6 KM pusat kota Yogyakarta. Tepatnya di jalan Janti, sebelah selatan jembatan janti. Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala menyimpan benda-benda koleksi yang sebagian besar berupa pesawat terbang yang pernah digunakan oleh TNI-AU , koleksi pesawat terbang tersebut berasal dari berbagai negara , baik dari negara barat maupun negara timur. Disamping itu disimpan juga pesawat terbang buatan putra –putra bangsa sendiri. Dengan kata lain bahwa koleksi pesawat terbang di Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala ini berasal dari berbagai negara , bahkan ada pesawat yang tinggal satu-satunya yang ada di dunia ini. Hanya ada di museum ini dan negara yang memproduksinya tidak memiliki lagi.

BAB II

SEJARAH SINGKAT MUSEUM PUSAT TNI-AU DIRGANTARA MANDALA

Hal-hal yang mendorong didirikannya museum:

Ø Semua kegiatan dan peristiwa bersejarah dalam pertumbuhan dan perkembangan TNI-AU serta pengorbanan para pendahulu, pejuang dan pahlawan udara dalam membina dan merintis Angkatan Udara RI/TNI khususnya , serta mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan Negara dan Bangsa Indonesia Perlu dilestarikan.

Ø Dalam rangka pewarisan nilai-nilai 45 yakni bahwa pengabdian dan pendokumentasian tersebut perlu di realsaikan dalam bentuk visualisasi bukti sejarah agar dapat di terima, dihayati dan diamalkan oleh generasi penerus bangsa ini.

Hasrat untuk mengabadikan dan mendokumentasikan kegiatan-kegiatan maupun peristiwa-peristiwa sejarah di lingkungan AURI adalah gagasan pemimpin AURI yang dituangkan dalam keputusan menteri Angkatan Udara Nomor 491 Tanggal 6 agustus 1960 tentang dokumentasi , sejarah dan museum Angkatan udara Republik Indonesia. Meskipun demikian realisasinya tidak secepat yang kita harapkan. Museum ini baru bisa diwujudkan tanggal 21 April 1967. Kegiatan museum waktu itu masih sangat terbatas karena kurangnya tenaga profesional maupun biaya. Sejak dikeluarkannya instruksi menteri Panglima Angkatan Udara No.2 Tahun 1967 Tanggal 10 Juli 1967 tentang peningkatan kegiatan bidang sejarah , budaya dan museum Angkatan Udara maka mulai ada titik terang dan dapat meletakkan rencana kerja bagi perkembangannya.Kemudian berkat perhatian yang besar dari pimpinan Angkatan Udara maka tanggal 4 April 1969 diresmikan berdirinya museum Pusat Angkatan Udara Repubil Indonesia oleh Mentri Panglima Angkatan Udara Laksamana Udara Roesmin Nurjadin. Musem pusat ini berlokasi di kawasan Markas Komando Wilayah Udara V Jl. Tanah Abang Bukit Jakarta Pusat.

Sementara itu di Yogyakarta sudah ada lembaga pendidikan AKABRI Bagian utara Yogyakarta, di MaguwoHarjo, sehingga mulai ada pemikiran musem nantinya akan mengarah ke Yogyakarta. Adapun dasar pertimbangan penentuan lokasi museum berada di Yogyakarta adalah sebagai berikut:

a) Pada peristiwa 1945-1949 Yogyakarta memegang peranan penting sebagai tempat lahir dan pusat perjuangan TNI Angkatan Udara.

b) Yogyakarta adalah tempat penggodokan Taruna –Taruna Angkatan Udara calon Perwira TNI-AU.

c) Perlu pemupukan semangat minat dirgantara, nilai-nilai 45 dan tradisi juang TNI-AU dengan mengacu pada semangat TNI-AU di Maguwo.

Atas dasar pertimbangan tersebut, maka Kepala Staf TNI-AU mengeluarkan keputusan No. 11 tahun 1978 tanggal 17 April 1978 yang menetapkan bahwa museum pusat AURI yang semula berkedudukan di Jakarta di pindahkan ke Yogyakarta. Sebagai tempat museum yaitu memanfaatkan gedung link trainer di kawasan kesatrian AKABRI bagian utara.

Selanjutnya bahwa koleksi museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala terus berkembang dan bertambah terutama Angkatan Udara yang berupa pesawat terbang. Maka gedung di Kesatrian AKABRI tersebut tidak mampu lagi menampung, lalu muncul pertimbangan Pimpinan TNI-AU memutuskan untuk memindahkan lagi. Pimpinan TNI-AU kemudian menunjuk dan memutuskan bahwa gedung pabrik gula di Wonocatur Lanud Adisutjipto segera di rehabilitasi untuk dimanfaatkan sebagai museum pusat TNI-AU Dirgantara Mandala. Setelah direhabilitasi pada tanggal 29 JULI 1948 kepala Staf TNI-AU Marsekal Tni Sukardi meresmikan penggunaan gedung yang sudah di rehap tersebut sebagai gedung museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala, dengan luas area seluruhnya kurang lebih 4,2 Ha dan luas bangunan museum 8.765 meter.

BAB III

KOLEKSI MUSEUM

Berbagai koleksi benda –benda bersejarah TNI-AU dipamerkan dalam ruangan-ruangan , masing –masing memiliki nama sendiri-sendiri.

a) Ruang utama:

v Patung 4 pahlawan Nasional perintis TNI-AU, yaitu TNI Anumerta Agustinus Adisutjipto, TNI Anumerta Abdulrachman Saleh, TNI Anumerta Abdul Halim Perdanakusuma, dan TNI Anumerta Iswahyudi.

v Foto-foto mantan pimpinan TNI-AU, antara lain Laksamana Udara Suryadi Suryodono, Omar Dani, Sri Mulyono Herlambang, Roesmin Nurjadin, Suwoto Sukendar, Ashadi Tjahjadi, Sukardi,dll.

v Lambang-lambang, antara lain Swa Bhuwana Paksa adalah lambang TNI-AU yang artinya sayap tanah air, Pataka Komando Operasi, Pataka Komando Pertahanan, Pataka Akademi TNI-AU, Pataka Komando Tempur, dll.

b) Ruang Kronologi, foto-foto yang menggambarkan sejarah perjuangan TNI-AU mulai dari proklamasi kemerdekaan 1945.

v Foto berdirinya TKR Jawatan Penerbangan tanggal 5 Oktober 1945.

v Foto pembentukan TNI-AU, partisipasi TKR dalam operaso POPDA.

v Foto stasiun PHP AURI di Gunungkidul

v Foto pasukan Garuda Mulya.

c) Ruang Kasau, memuat barang-barang dan benda yang pernah dipakai oleh para mantan Kasau dan para perintis berdirinya TNI-AU.

d) Ruang Kotama, memuat koleksi dan benda-benda yang berkaitan dengan kotama di jajaran TNI-AU, diantaranya: KOPASKHASAU (Komando Pasukan Khas TNI AU), KODIKAU (Komando Pendidikan TNI AU, AAU (Akademi Angkatan Udara), SESKOAU (Sekolah Staf Komando TNI AU), KOHARMATAU (Komando Pemeliharaan dan Pembekalan Materiil TNI AU), KOOPSAU (Komando Operasi TNI AU), KOHANUDNAS (Komando Pertahanan Udara nasional) dan perkembangan sekolah Penerbangan TNI-AU.

e) Ruang ALUTSISTA (Alat Utama Sistem Persenjataan Udara), memuat koleksi alat utama system senjata udara yang pernah digunakan oleh TNI-AU.

v Pesawat Mitsubisi A6M5 Zero Zen dari Jepang.

v Pesawat P-51 Mustang dari AS.

v Pesawat Gilder Kampret dari Indonesia.

v Pesawat Cureng dari jepang.

v Pesawat BT-13 Valiant dari AS.

v Pesawat RI-X dari Indonesia.

v Pesawat AT-16 Harvard dari AS.

v Pesawat C-47 Dakota dari AS.

v Pesawat UTI MIG 15 dari Uni Soviet

v Peluru Kendali Rudal Udara ke darat dari Uni Soviet

v Pesawat F-28 Avon Sabre dari Australia

v Pesawat LT-200 dari Indonesia

v Pesawat C-140 Jet Star dari AS.

v Meriam PSU dari Swedia.

f) Ruang Diorama, memuat 21 buah diorama.

v Diorama Pembentukan TKR bagian penerbangan, 12 November 1945

v Diorama Perebutan pangkalan udara maguwo, 9 Oktober 1945

v Diorama penerbangan pertama pesawat beridentitas Merah Putih, 27 Oktober 1945

v Diorama Pembukaan pangkalan udara di Bukit Tinggi, 24 Maret 1947.

v Diorama Operasi pengeboman tiga kota kedudukan Belanda di Jawa Tengah (Semarang, Ambarawa, Salatiga), 29 Juli 1947

v Diorama ditembak jatuhnya pesawat Dakota VT-CLA, 29 Juli 1947

v Diorama operasi penerjunan pasukan payung RI pertama di Kalimantan, 17 Oktober 1947

v Diorama sekolah penerbangan AURI angkatan I, 15 November 1945

v Diorama sekolah penerbangan AURI angkatan II di India, Oktober 1947

v Diorama sekolah penerbangan AURI angkatan III di AS, 1950

v Diorama Sekolah penerbangan lanjutan, 1950

v Diorama Sekolah perwira teknik udara

v Diorama perlawanan AURI pada masa agresi militer Belanda, 19 Desember 1948

v Diorama penerobosan blokade udara Belanda di Aceh, dalam rangka pengiriman senjata dari Birma.

v Diorama Misi Perundingan RAPWI, 20 November 1945

v Diorama perintisan industri pesawat terbang, 1946

v Diorama Oprasi pasukan Garuda Mulya, 1948

v Diorama stasiun radio angkatan udara PC-2 di Wonosari Gunungkidul, 1949

v Diorama serah terima markas besar Militaire Luchvart kepada TRI Angkatan Udara.

v Diorama penerbangan pesawat Jet pertama, 21 Januari 1956

v Diorama operasi Jaya Wijaya dalam Trikora, 19 Desember 1961.

g) Ruang Diorama SKSD Palapa.

v Diorama Alam Antariksa

v Diorama saat peresmian SKSD palapa, di jakarta oleh Presiden Soeharto, 16 Agustus 1976

v Diorama ruang kendali satelit di Cilengsi Jawa Barat.

v Diorama model satelit palapa type A dan B beserta pesawat pengangkutnya (Ulang Alik)

v Diorama tempat peluncuran pesawat pembawa satelit.

h) Ruang Minat Dirgantara, memuat buku-buku terbitan TNI-AU.

i) Beberapa Koleksi Museum yang dipajang diluar gedung museum

v Pesawat PBY-54 dari AS

v Pesawat Tupolev dari Uni Soviet

v Pesawat UF 1 Albatros IR-0117 dari AS

v Peluru Kendali KS dari Uni Soviet